1. Mencapai Efisiensi Tujuan ilmu ekonomi adalah untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien. Menerima kenyataan akan adanya kelangkaan, lalu memikirkan cara untuk mengorganisir masyarakat untuk menghasilkan pemanfaatan sumber daya yang paling efisien (Samuelson dan Nordhaus, 2001).
Efisiensi merupakan pemanfaatan yang paling efektif atas sumber daya masyarakat dalam pemenuhan keinginan manusia (Samuelson dan Nordhaus, 2001). Bayangkan jika tidak ada satupun produsen yang bersedia memproduksi barang dan jasa, atau sebaliknya seluruh rumah tangga justru menjadi produsen. Jika tidak ada pihak lain yang bersedia mengonsumsi, maka seluruh produksi dikonsumsi sendiri. Sebagai ilustrasi, bagaimana jika seorang penjahit harus menanam padi untuk memenuhi kebutuhan pangannya, dan seorang petani harus menyisihkan sebagian tanahnya untuk menanam kapas dan memproduksi kain sendiri. Sudah dapat diduga bahwa keahlian petani dalam merajut kain lebih rendah dari seorang penenun, demikian juga sebaliknya. Dengan berfokus pada satu kegiatan yang dikuasai, maka keluaran yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan produktif.
Bayangkan jika dunia tanpa kelangkaan, di mana semua barang dapat diperoleh secara gratis dan tidak terbatas, seluruh kebutuhan dapat terpenuhi dengan cuma-cuma, bagaimana konsekuensinya? Jika ini terjadi, maka manusia tidak akan lagi menghargai kehidupan, yang artinya kehidupan akan berhenti berjalan. Oleh karenanya, ilmu ekonomi tetap dibutuhkan selagi kehidupan di dunia ini masih berjalan. Namun ilmu ekonomi tidak diperlukan lagi manakala kita hanya hidup seorang diri di dunia ini.
2. Menciptakan pemerataan Kesejahteraan tidak dapat dicapai hanya dengan mengandalkan efisiensi. Misalkan adalah listrik yang sudah menjadi kebutuhan pokok saat ini diproduksi oleh perusahaan swasta yang berorientasi pada keuntungan. Dengan menggunakan analisis efisiensi maka tidak ada satupun perusahaan listrik yang akan menyediakan pasokan listrik ke daerah pedesaan yang lengang penduduknya. Hal itu terjadi karena biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur listrik ke desa tersebut sama saja dengan investasi di perkotaan yang padat penduduknya.
Usaha untuk menciptakan distribusi yang merata seringkali menimbulkan ketidakefisienan. Pada bagian inilah diperlukan peranan pemerintah untuk menciptakan pemerataan dan keadilan tersebut, salah satunya dengan cara memberikan subsidi atau terjun langsung dalam kegiatan produksi.
Perekonomian yang stabil, pertumbuhan yang tinggi dan berkualitas merupakan prasyarat untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Stabilitas perekonomian sangat penting untuk memberikan kepastian berusaha bagi para pelaku ekonomi. Stabilitas ekonomi dicapai ketika hubungan variabel ekonomi yang utama berada dalam keseimbangan, misalnya antara jumlah produksi dengan banyaknya permintaan. Hubungan tersebut adakalanya berada pada kondisi yang tidak seimbang yang akan mengakibatkan pemborosan sumber daya. Pada bagian inilah kebijakan pemerintah berperan untuk memperkecil ketidakseimbangan itu.
Perekonomian yang tidak stabil menimbulkan biaya ekonomi yang tinggi dan berdampak buruk bagi konsumen dan produsen, serta menyulitkan pelaku usaha dan rumah tangga untuk menyusun rencana ke depan, mengalkulasi tingkat pengembalian investasi terutama pada investasi jangka panjang. Ketidakpastian akan menurunkan investasi dan selanjutnya menurunkan potensi pertumbuhan dalam jangka panjang.
Lesunya kegiatan ekonomi menurunkan pemakaian sumber daya ekonomi, dan pertumbuhan berjalan di bawah kapasitas optimal. Pada sisi lain, inflasi dan fluktuasi yang tinggi menimbulkan biaya kerugian yang sangat besar kepada masyarakat. Beban terberat akibat inflasi yang tinggi akan dirasakan oleh penduduk miskin yang mengalami penurunan daya beli. Inflasi yang berfluktuasi tinggi menyulitkan pembedaan pergerakan harga yang disebabkan oleh perubahan permintaan atau penawaran barang dan jasa dari kenaikan umum harga-harga yang disebabkan oleh permintaan yang berlebih. Akibatnya terjadi alokasi inefisiensi sumber daya.
3. Menjaga keberlanjutan Pada abad 21 ini, kegiatan ekonomi tidak lagi hanya berorientasi pada mengeksploitasi dan mengeksplotasi sumber-sumber daya saja. Eksternalitas1 negatif yang dihasilkan dari melakukan aktivitas ekonomi membuat para ekonom melakukan studi tentang bagaimana menjaga keberlanjutan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan lingkungan yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana mengeksploitasi sumber daya produksi tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan tidak saja terbatas pada isu-isu lingkungan. Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga bidang kebijakan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Ketiga dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
No comments:
Post a Comment