1. Teori Ekonomi Mikro Mikro berarti kecil, sehingga teori ekonomi mikro didefinisikan sebagai teori yang membahas bagaimana perilaku unit-unit kecil melakukan interaksi dalam kegiatan ekonomi. Isu sentral yang dianalisis dalam teori mikro ekonomi adalah bagaimana caranya menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan (Sadono, 2002). Pertanyaan tersebut didasarkan pada kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak terbatas, namun memiliki sumber daya produksi terbatas. Atas dasar dua premis tersebut, maka teori ekonomi mikro bertitik tolak pada asumsi bagaimana sumber-sumber daya produksi yang terbatas dapat digunakan secara penuh. Teori ekonomi mikro membagi tiga hal mendasar, yaitu: 1. Apa jenis barang yang akan diproduksi? 2. Bagaimana barang dan jasa tersebut diproduksi? 3. Untuk siapa barang tersebut diproduksi?
Terdapat tiga interaksi dalam analisis ekonomi mikro, yaitu: Interaksi di pasar barang Dari sudut pandang ekonomi mikro, suatu perekonomian merupakan gabungan dari berbagai jenis pasar yang menjual keluaran hasil produksi dari perusahaan. Melalui interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi di pasar, maka akan dapat ditentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah yang diperjualbelikan. Teori ekonomi mikro terutama menerangkan tentang interaksi antara penjual dan pembeli di suatu pasar barang, misalnya pasar beras, pasar gandum.
Perilaku penjual dan pembeli Teori ekonomi mikro bergerak atas dua asumsi. Asumsi pertama, yaitu para konsumen dan produsen menjalankan kegiatan ekonomi secara rasional. Asumsi kedua, yaitu konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya dan para produsen berusaha memaksimumkan keuntungannya.
Interaksi di pasar faktor Pasar faktor adalah pasar yang menawarkan sumber daya produksi yang berasal dari rumah tangga. Individu-individu dalam rumah tangga tersebut menawarkan sumber daya produksi untuk memperoleh pendapatan, yang selanjutnya pendapatan tersebut digunakan untuk membeli barang dan jasa di pasar output. Interaksi antar pemilik faktor produksi dengan perusahaan akan menghasilkan harga input dan jumlah yang akan digunakan dalam kegiatan produksi.
2. Teori Makro Ekonomi Makro berarti besar, sehingga teori ekonomi makro diartikan sebagai kajian terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan (agregat). Analisis ekonomi makro bersifat luas dan tidak memperhatikan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil seperti pada analisis ekonomi mikro. Kelompok yang membeli barang-barang disebut dengan konsumen. Pendekatan makro akan menganalisis secara menyeluruh perilaku konsumen dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan, begitu juga dengan produsen.
Masalah pada teori ekonomi makro meliputi: Penentuan Kegiatan Perekonomian Tinggi rendahnya kegiatan perekonomian bergantung pada empat komponen pengeluaran agregat, yaitu: pengeluaran rumah tangga (konsumsi), pengeluaran pemerintah (government), pengeluaran perusahaan (investasi), ekspor dan impor.
Masalah Pengangguran dan Inflasi Perbedaan mendasar antara analisis ekonomi mikro dengan ekonomi makro adalah dalam hal asumsi yang mendasari. Dalam ekonomi makro, tingkat sumber daya diasumsikan tidak digunakan secara penuh karena adanya kegagalan pasar, sehingga pemerintah perlu turut campur dalam perekonomian.
Peranan Kebijakan Pemerintah Tidak seperti pengertian yang dianut dalam konsep pasar bebas yang menyatakan perekonomian dapat bekerja sendiri menuju pada keseimbangan, maka ekonomi makro berpendapat bahwa campur tangan pemerintah sangat diperlukan untuk mengatasi kegagalan pasar. Bentuk-bentuk kebijakan yang popular dilakukan di Indonesia adalah kebijakan fiskal, yaitu dalam bentuk menentukan pajak dan belanja pemerintah untuk memengaruhi pengeluaran. Sedangkan kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang dilakukan bank sentral untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan antara tabungan dengan investasi.
No comments:
Post a Comment