Teori membuat penyederhanaan atas kompleksitas yang terjadi di masyarakat. Setiap teori pada hakikatnya memiliki empat unsur penting (Sadono, 2002), yaitu: 1. Definisi-definisi yang menjelaskan variabel-variabel yang dipakai, serta sifat-sifat hubungan dalam teori tersebut. 2. Sejumlah asumsi-asumsi atau pemisalan-pemisalan mengenai keadaan yang harus terpenuhi supaya teori itu berlaku dengan baik. 3. Satu atau beberapa hipotesis mengenai sifat-sifat hubungan di antara berbagai variabel yang dibicarakan. 4. Satu atau beberapa ramalan mengenai keadaan-keadaan yang berlaku.
Variabel-variabel Variabel merupakan unsur utama dalam setiap teori. Variabel merupakan suatu konsep yang nilainya dapat mengalami perubahan. Contoh variabel dalam teori permintaan, misalnya harga dan kuantitas barang. Harga dilambangkan dengan P dan kuantitas dilambangkan dengan Q. Jika variabel harga berubah, maka besaran variabel Q juga akan mengalami perubahan.
Variabel terbagi atas dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan di dalam suatu teori. Hukum permintaan dituliskan Q = f(P), di mana Q merupakan variabel terikat yang perubahannya bergantung pada P. Sedangkan P di dalam persamaan permintaan tersebut adalah variabel bebas, karena nilainya ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak disebutkan di dalam teori.
Asumsi Istilah lain dari asumsi yaitu pemisalan atau anggapan. Teori akan terbukti apabila asumsi-asumsi yang mendasarinya terpenuhi. Kita ambil contoh hukum permintaan, yaitu harga memengaruhi kuantitas yang diminta (Q = f(P)). Teori tersebut akan terbukti bila variabel-variabel lain seperti pendapatan, jumlah penduduk, selera, dan harga barang lain dianggap tetap atau tidak berubah (ceteris paribus). Teori permintaan tersebut tidak akan terbukti apabila ada salah satu asumsi yang tidak terpenuhi.
Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai bagaimana variabel-variabel yang membentuk teori berhubungan satu sama lain. Hubungan tersebut dapat berbentuk hubungan positif, misalnya jika pendapatan seseorang naik, maka konsumsinya akan naik. Hubungan positif adalah hubungan yang sejalan, atau hubungan dapat berbentuk negatif (terbalik), yaitu apabila kenaikan nilai satu variabel berdampak pada penurunan nilai variabel yang lainnya. Contohnya adalah harga barang naik menyebabkan jumlah yang diminta menurun.
Peranan dari hipotesis dalam sebuah teori yaitu untuk mengemukakan sifat-sifat daripada hubungan variabel-variabel yang diteliti. Hipotesis berupa sebuah pernyataan umum yang mengambarkan kenyataan secara umum. Hipotesis belum tentu selalu benar. Oleh karenanya, hipotesis perlu diuji melalui penelitian-penelitian di lapangan.
Membuat ramalan Teori sangat membantu ketika kita ingin memprediksikan suatu hal. Contohnya, seperti dengan diketahuinya fungsi permintaan, maka dapat diprediksi apa yang akan terjadi jika harga naik, misalnya 10% atau turun 5%. Dengan kemampuannya membuat ramalan, maka teori dapat menjelaskan dua hal. Pertama, teori dapat menjelaskan apa yang sudah terjadi dan mengapa terjadi. Kedua, teori dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan. Peramalan tersebut digunakan sebagai landasan-landasan dalam penentuan kebijakan sekarang dan kebijakan yang akan datang.
Hal-hal yang perlu dihindari dalam membangun teori Perkembangan ilmu ekonomi sangat bergantung pada analisis dan teori (Samuelson dan Nordhaus, 2001). Teori akan membantu para ahli ekonomi dalam membuat generalisasi secara luas, seperti misalnya dampak penurunan harga pada permintaan barang. Agar teori dapat diterima dan berguna dalam mempelajari dan meramalkan suatu keadaan, maka dalam merumuskan suatu teori perlu dihindari kesalahankesalahan seperti berikut ini.
1. Kesalahan pola pikir Post-hoc Kesalahan ini terjadi ketika kita mengasumsikan bahwa suatu peristiwa terjadi sebelum peristiwa yang lain, maka peristiwa yang pertama menyebabkan peristiwa yang kedua. Contoh: Karena hujan jalanan menjadi licin (BENAR). Karena jalan licin menyebabkan hujan (SALAH).
2. Kegagalan untuk menganggap hal lain konstan Kesalahan ini terjadi karena menggunakan asumsi yang tidak tepat dalam membangun suatu teori. Contoh: Karena pendapatannya kecil, maka oknum pejabat cenderung untuk melakukan korupsi. Menaikkan pendapatan oknum pejabat akan menghilangkan praktik korupsi.
Premis yang pertama merupakan suatu kemungkinan yang menjadi penyebab oknumoknum pejabat tertentu melakukan praktik korupsi. Namun, karena mengasumsikan bahwa manusia bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya saja, maka premis yang kedua berpotensi untuk menghasilkan teori yang salah.
No comments:
Post a Comment