Sunday, November 5, 2017

ALAT-ALAT ANALISIS DALAM ILMU EKONOMI

Untuk menerangkan dan menguji kebenaran teori-teorinya, ilmu ekonomi memerlukan alat-alat analisis. Grafik dan kurva merupakan alat analisis yang utama dalam menjelaskan teori ekonomi (Sadono, 2002). Dalam aplikasinya, matematika dan statistik  adalah alat analisis untuk menguji kebenaran empiris dari sebuah teori ekonomi.

1. Grafik Teori dan penjelasan ilmiah membutuhkan alat-alat agar lebih mudah dimengerti. Dalam ilmu ekonomi, untuk memvisualisasikan pengaruh yang terjadi maka digunakan grafik dan kurva. Ciri-ciri grafik adalah mempunyai dua sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Pertemuan dari kedua sumbu tersebut dinamakan 'origin’ atau titik asal yang bernilai nol.

Gambar 1. Titik yang membangun kurva


Masing-masing sumbu menjelaskan nilai suatu variabel. Semakin jauh dari titik origin, maka semakin tinggi nilai suatu variabel. Titik P seperti pada Gambar 1 melambangkan hubungan nilai antara variabel X dengan variabel Y. 

2. Statistik Ilmu statistik berperan dalam proses mengumpulkan dan menguji data. Ilmu statistik berperan dalam penyediaan angka indeks dan menguji kebenaran dari suatu teori. 

Angka indeks Angka indeks, yaitu angka yang menunjukkan perubahan rata-rata sekumpulan data tertentu dari waktu ke waktu. Dua angka indeks yang sering digunakan, yaitu indeks harga dan indeks produksi. Indeks harga menggambarkan besarnya perubahan ratarata harga sekumpulan barang dari waktu ke waktu; dan indeks produksi menunjukkan perubahan tingkat produksi dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan indeks harga akan diketahui mana barang-barang yang mengalami kenaikan yang tinggi dan mana yang rendah. Dengan menggunakan indeks produksi dapat langsung diketahui produksi apa yang tumbuh lebih cepat dan produksi mana yang lebih lambat. 

Menguji kebenaran teori-teori ekonomi Salah satu alat untuk menguji teori adalah dengan menggunakan ekonometrika. Ekonometrika membahas masalah pengukuran hubungan ekonomi. Ilmu yang tercakup dalam ekonometrika terdiri dari teori ekonomi, matematika, dan statistika dalam satu kesatuan sistem yang bulat, menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri dan berlainan dengan ilmu ekonomi, matematika, maupun statistika.  

Preposisi pada ilmu ekonomi dinyatakan terlebih dahulu dalam bentuk matematika sehingga dapat dilakukan pengujian. Bentuk matematika dari suatu preposisi disebut model. Pembuatan model ekonometri merupakan salah satu sumbangan bidang ilmu ekonometrika. Sumbangan bidang ekonometrika lainnya adalah pembuatan prediksi (peramalan atau forecasting) dan pembuatan berbagai keputusan alternatif yang bersifat kuantitatif, yang dapat mempermudah para pengambil keputusan untuk menentukan pilihan. 

Salah satu bagian paling penting dari ekonometri adalah analisis regresi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kaitan antara satu atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat yang lain. Berdasarkan data yang digunakan, ekonometri dibagi menjadi tiga analisis, yaitu analisis runtun waktu (time series analysis), analisis antarwilayah/silang (cross section analysis), dan analisis data panel. Data dapat dianalisis secara runtun waktu, yaitu menjelaskan mengenai perilaku suatu variabel sepanjang beberapa waktu berturut-turut. Analisis data silang, yaitu menganalisis data dari wilayah yang berbeda pada satu waktu tertentu. Analisis data panel, yaitu yang menggabungkan antara analisis runtun waktu dan analisis data silang. 

PENGERTIAN BARANG DAN JASA

Menurut wikipedia, barang didefinisikan sebagai produk berwujud secara fisik yang dapat dipindahtangankan kepemilikannya dari penjual kepada pembeli dengan perantara perdagangan. Sedangkan jasa adalah produk tak berwujud yang  diperdagangkan. Barang dan jasa, keduanya memiliki nilai sehingga dapat diperdagangkan. Dalam ekonomi, barang dan jasa dapat dibedakan dalam beberapa kategori, yaitu barang publik, barang ekonomi, barang bebas.

1. Barang publik Barang publik adalah barang yang pemanfaatannya dapat dilakukan secara bersamasama oleh individu, rumah tangga, masyarakat, dan perusahaan, tanpa harus membayarnya secara langsung atas penggunaan barang tersebut. Barang publik penggunaannya bersifat nonrival, artinya penggunaan atas barang tersebut oleh suatu individu tidak akan mengurangi jumlah barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya;  dan non eksklusif, berarti semua orang berhak menikmati manfaat dari barang tersebut. Sebagai contoh: jalan raya adalah barang publik, banyaknya pengguna jalan tidak akan mengurangi manfaat dari jalan tersebut; semua orang dapat menikmati manfaat dari jalan raya (non eksklusif); dan jalan raya dapat digunakan pada waktu bersamaan.

2. Barang ekonomi Barang ekonomi (economic good) adalah barang yang mempunyai kegunaan dan langka, yaitu jumlah yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan masyarakat, serta memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Banyak sekali contoh barang ekonomi. Setiap barang dan jasa yang kita beli termasuk ke dalam kelompok barang ekonomi.

3. Barang bebas Barang bebas (free good) yaitu barang yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan, sehingga barang bebas tidak mempunyai “harga”. Contoh barang bebas adalah udara. Meskipun sangat dibutuhkan manusia, namun karena jumlahnya yang tak terbatas, maka udara bukanlah barang ekonomi.

Barang bebas dapat berubah menjadi barang ekonomi jika ketersediaannya semakin langka. Contohnya adalah orang-orang bersedia membayar untuk tinggal di vila yang berlokasi di pegunungan untuk mendapatkan udara segar. Dalam hal ini, udara segar merupakan barang ekonomi bagi penduduk di perkotaan yang udaranya sudah tercemar oleh polusi, namun bagi penduduk di pegunungan udara segar masih merupakan barang bebas.

SIFAT-SIFAT TEORI EKONOMI

Teori membuat penyederhanaan atas kompleksitas yang terjadi di masyarakat. Setiap teori pada hakikatnya memiliki empat unsur penting (Sadono, 2002), yaitu: 1. Definisi-definisi yang menjelaskan variabel-variabel yang dipakai, serta sifat-sifat hubungan dalam teori tersebut. 2. Sejumlah asumsi-asumsi atau pemisalan-pemisalan mengenai keadaan yang harus terpenuhi supaya teori itu berlaku dengan baik. 3. Satu atau beberapa hipotesis mengenai sifat-sifat hubungan di antara berbagai variabel yang dibicarakan. 4. Satu atau beberapa ramalan mengenai keadaan-keadaan yang berlaku.

Variabel-variabel Variabel merupakan unsur utama dalam setiap teori.  Variabel merupakan suatu konsep yang nilainya dapat mengalami perubahan. Contoh variabel dalam teori permintaan, misalnya harga dan kuantitas barang. Harga dilambangkan dengan P dan kuantitas dilambangkan dengan Q.  Jika variabel harga berubah, maka besaran variabel Q juga akan mengalami perubahan.

Variabel terbagi atas dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan di dalam suatu teori. Hukum permintaan dituliskan  Q = f(P), di mana Q merupakan variabel terikat yang perubahannya bergantung pada P. Sedangkan P di dalam persamaan permintaan tersebut adalah variabel bebas, karena nilainya ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak disebutkan di dalam teori.

Asumsi Istilah lain dari asumsi yaitu pemisalan atau anggapan. Teori akan terbukti apabila asumsi-asumsi yang mendasarinya terpenuhi. Kita ambil contoh hukum permintaan, yaitu harga memengaruhi kuantitas yang diminta (Q = f(P)). Teori tersebut akan terbukti bila variabel-variabel lain seperti pendapatan, jumlah penduduk, selera, dan harga barang lain dianggap tetap atau tidak berubah (ceteris paribus). Teori permintaan tersebut tidak akan terbukti  apabila ada salah satu asumsi yang tidak terpenuhi.

Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai bagaimana variabel-variabel yang membentuk teori berhubungan satu sama lain. Hubungan tersebut dapat berbentuk hubungan positif, misalnya jika pendapatan seseorang naik, maka konsumsinya akan naik. Hubungan positif adalah hubungan yang sejalan, atau hubungan dapat berbentuk negatif (terbalik), yaitu apabila kenaikan nilai satu variabel berdampak pada penurunan nilai variabel yang lainnya. Contohnya adalah harga barang naik menyebabkan jumlah yang diminta menurun.

Peranan dari hipotesis dalam sebuah teori yaitu untuk mengemukakan sifat-sifat daripada hubungan variabel-variabel yang diteliti. Hipotesis berupa sebuah pernyataan umum yang mengambarkan kenyataan secara umum. Hipotesis belum tentu selalu benar. Oleh karenanya, hipotesis perlu diuji melalui penelitian-penelitian di lapangan.

Membuat ramalan Teori sangat membantu ketika kita ingin memprediksikan suatu hal. Contohnya, seperti dengan diketahuinya fungsi permintaan, maka dapat diprediksi apa yang akan terjadi jika harga naik, misalnya 10% atau turun 5%. Dengan kemampuannya membuat ramalan, maka teori dapat menjelaskan dua hal. Pertama, teori dapat menjelaskan apa yang sudah terjadi dan mengapa terjadi. Kedua, teori dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan. Peramalan tersebut digunakan sebagai landasan-landasan dalam penentuan kebijakan sekarang dan kebijakan yang akan datang.

Hal-hal yang perlu dihindari dalam membangun teori Perkembangan ilmu ekonomi sangat bergantung pada analisis dan teori (Samuelson dan Nordhaus, 2001). Teori akan membantu para ahli ekonomi dalam membuat generalisasi secara luas, seperti misalnya dampak penurunan harga pada permintaan barang. Agar teori dapat diterima dan berguna dalam mempelajari dan meramalkan suatu keadaan, maka dalam merumuskan suatu teori perlu dihindari kesalahankesalahan seperti berikut ini.

1. Kesalahan pola pikir  Post-hoc  Kesalahan ini terjadi ketika kita mengasumsikan bahwa suatu peristiwa terjadi sebelum peristiwa yang lain, maka peristiwa yang pertama menyebabkan peristiwa yang kedua. Contoh:  Karena hujan jalanan menjadi licin (BENAR).  Karena jalan licin menyebabkan hujan (SALAH).

2. Kegagalan untuk menganggap hal lain konstan Kesalahan ini terjadi karena menggunakan asumsi yang tidak tepat dalam membangun suatu teori.  Contoh:  Karena pendapatannya kecil, maka oknum pejabat cenderung untuk melakukan korupsi.   Menaikkan pendapatan oknum pejabat akan menghilangkan praktik korupsi.

Premis yang pertama merupakan suatu kemungkinan yang menjadi penyebab oknumoknum pejabat tertentu melakukan praktik korupsi. Namun, karena mengasumsikan bahwa manusia bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya saja, maka premis yang kedua berpotensi untuk menghasilkan teori yang salah.

RUANG LINGKUP EKONOMI

1. Teori Ekonomi Mikro Mikro berarti kecil, sehingga teori ekonomi mikro didefinisikan sebagai teori yang membahas bagaimana perilaku unit-unit kecil melakukan interaksi dalam kegiatan ekonomi. Isu sentral yang dianalisis dalam teori mikro ekonomi adalah bagaimana caranya menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan (Sadono, 2002). Pertanyaan tersebut didasarkan pada kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak terbatas, namun memiliki sumber daya produksi terbatas. Atas dasar dua premis tersebut, maka teori ekonomi mikro bertitik tolak pada asumsi bagaimana sumber-sumber daya produksi yang terbatas dapat digunakan secara penuh.  Teori ekonomi mikro membagi tiga hal mendasar, yaitu: 1. Apa jenis barang yang akan diproduksi? 2. Bagaimana barang dan jasa tersebut diproduksi? 3. Untuk siapa barang tersebut diproduksi?

Terdapat tiga interaksi dalam  analisis ekonomi mikro, yaitu: Interaksi di pasar barang Dari sudut pandang ekonomi mikro,  suatu perekonomian merupakan gabungan dari berbagai jenis pasar yang menjual keluaran hasil produksi dari perusahaan. Melalui interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi di pasar, maka akan dapat ditentukan tingkat harga suatu barang dan jumlah yang diperjualbelikan. Teori ekonomi mikro terutama menerangkan tentang interaksi antara penjual dan pembeli di suatu pasar barang, misalnya pasar beras, pasar gandum.
Perilaku penjual dan pembeli Teori ekonomi mikro bergerak atas dua asumsi. Asumsi pertama, yaitu para konsumen dan produsen menjalankan kegiatan ekonomi secara rasional. Asumsi kedua, yaitu konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya dan para produsen berusaha memaksimumkan keuntungannya.

Interaksi di pasar faktor Pasar faktor adalah pasar yang menawarkan sumber daya produksi yang berasal dari rumah tangga. Individu-individu dalam rumah tangga tersebut menawarkan sumber daya produksi untuk memperoleh pendapatan, yang selanjutnya pendapatan tersebut digunakan untuk membeli barang dan jasa di pasar output. Interaksi antar pemilik faktor produksi dengan perusahaan akan menghasilkan harga input dan jumlah yang akan digunakan dalam kegiatan produksi.

2. Teori Makro Ekonomi Makro berarti besar, sehingga teori ekonomi makro diartikan sebagai kajian terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan (agregat). Analisis ekonomi makro bersifat luas dan tidak memperhatikan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil seperti pada analisis ekonomi mikro. Kelompok yang membeli barang-barang disebut dengan konsumen. Pendekatan makro akan menganalisis secara menyeluruh perilaku konsumen dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan, begitu juga dengan produsen.

Masalah pada teori ekonomi makro meliputi: Penentuan Kegiatan Perekonomian Tinggi rendahnya kegiatan perekonomian bergantung pada empat komponen pengeluaran agregat, yaitu: pengeluaran rumah tangga (konsumsi), pengeluaran pemerintah (government), pengeluaran perusahaan (investasi), ekspor dan impor.

Masalah Pengangguran dan Inflasi Perbedaan mendasar antara analisis ekonomi mikro dengan ekonomi makro adalah dalam hal asumsi yang mendasari. Dalam ekonomi makro, tingkat sumber daya diasumsikan tidak digunakan secara penuh karena adanya kegagalan pasar, sehingga pemerintah perlu turut campur dalam perekonomian.

Peranan Kebijakan Pemerintah Tidak seperti pengertian yang dianut dalam konsep pasar bebas yang menyatakan  perekonomian dapat bekerja sendiri menuju pada keseimbangan, maka ekonomi makro berpendapat bahwa campur tangan pemerintah sangat diperlukan untuk mengatasi kegagalan pasar. Bentuk-bentuk kebijakan yang popular dilakukan di Indonesia adalah kebijakan fiskal, yaitu dalam bentuk menentukan pajak dan belanja pemerintah untuk memengaruhi pengeluaran. Sedangkan kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang dilakukan bank sentral untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan antara tabungan dengan investasi.

TUJUAN MEMPELAJARI ILMU EKONOMI

1. Mencapai Efisiensi Tujuan ilmu ekonomi adalah untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien. Menerima kenyataan akan adanya kelangkaan, lalu memikirkan cara untuk mengorganisir masyarakat untuk menghasilkan pemanfaatan sumber daya yang paling efisien (Samuelson dan Nordhaus, 2001).

Efisiensi merupakan pemanfaatan yang paling efektif atas sumber daya masyarakat dalam pemenuhan keinginan manusia  (Samuelson dan Nordhaus, 2001). Bayangkan jika tidak ada satupun produsen yang bersedia memproduksi barang dan jasa, atau sebaliknya seluruh rumah tangga justru menjadi produsen. Jika tidak ada pihak lain yang bersedia mengonsumsi, maka seluruh produksi dikonsumsi sendiri.  Sebagai ilustrasi, bagaimana jika seorang penjahit harus menanam padi untuk memenuhi kebutuhan pangannya, dan seorang petani harus menyisihkan sebagian tanahnya untuk menanam kapas dan memproduksi kain sendiri. Sudah dapat diduga bahwa keahlian petani dalam merajut kain lebih rendah dari seorang penenun, demikian juga sebaliknya. Dengan berfokus pada satu kegiatan yang dikuasai, maka keluaran yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan produktif.

Bayangkan jika dunia tanpa kelangkaan, di mana semua barang dapat diperoleh secara gratis dan tidak terbatas, seluruh kebutuhan dapat terpenuhi dengan cuma-cuma, bagaimana konsekuensinya? Jika ini terjadi, maka manusia tidak akan lagi menghargai kehidupan, yang artinya kehidupan akan berhenti berjalan. Oleh karenanya, ilmu ekonomi tetap dibutuhkan selagi kehidupan di dunia ini masih berjalan. Namun ilmu ekonomi tidak diperlukan lagi manakala kita hanya hidup seorang diri di dunia ini.

2. Menciptakan pemerataan Kesejahteraan tidak dapat dicapai hanya dengan mengandalkan efisiensi. Misalkan adalah listrik yang sudah menjadi kebutuhan pokok saat ini diproduksi oleh perusahaan swasta yang berorientasi pada keuntungan. Dengan menggunakan analisis efisiensi maka tidak ada satupun perusahaan listrik yang akan menyediakan pasokan listrik ke daerah pedesaan yang lengang penduduknya. Hal itu terjadi karena biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur listrik ke desa tersebut sama saja dengan investasi di perkotaan yang padat penduduknya.

Usaha untuk menciptakan distribusi yang merata seringkali menimbulkan ketidakefisienan. Pada bagian inilah diperlukan peranan pemerintah untuk menciptakan pemerataan dan keadilan tersebut, salah satunya dengan cara memberikan subsidi atau terjun langsung dalam kegiatan produksi.

Perekonomian yang stabil, pertumbuhan yang tinggi dan berkualitas merupakan prasyarat untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Stabilitas perekonomian sangat penting untuk memberikan kepastian berusaha bagi para pelaku ekonomi. Stabilitas ekonomi dicapai ketika hubungan variabel ekonomi yang utama berada dalam keseimbangan, misalnya antara jumlah produksi dengan banyaknya permintaan. Hubungan tersebut adakalanya berada pada kondisi yang tidak seimbang yang akan mengakibatkan pemborosan sumber daya. Pada bagian inilah kebijakan pemerintah berperan untuk memperkecil ketidakseimbangan itu.

Perekonomian yang tidak stabil menimbulkan biaya ekonomi yang tinggi dan  berdampak buruk bagi konsumen dan produsen, serta menyulitkan pelaku usaha dan rumah tangga untuk menyusun rencana ke depan, mengalkulasi tingkat pengembalian investasi terutama pada investasi jangka panjang. Ketidakpastian akan menurunkan investasi dan selanjutnya menurunkan potensi pertumbuhan dalam jangka panjang.

Lesunya kegiatan ekonomi menurunkan pemakaian sumber daya ekonomi, dan pertumbuhan berjalan di bawah kapasitas optimal. Pada sisi lain, inflasi dan fluktuasi yang tinggi menimbulkan biaya kerugian yang sangat besar kepada masyarakat. Beban terberat akibat inflasi yang tinggi akan dirasakan oleh penduduk miskin yang mengalami penurunan daya beli. Inflasi yang berfluktuasi tinggi menyulitkan pembedaan pergerakan harga yang disebabkan oleh perubahan permintaan atau penawaran barang dan jasa dari kenaikan umum harga-harga yang disebabkan oleh permintaan yang berlebih. Akibatnya terjadi alokasi inefisiensi sumber daya.

3. Menjaga keberlanjutan  Pada abad 21 ini, kegiatan ekonomi tidak lagi hanya berorientasi pada mengeksploitasi dan mengeksplotasi sumber-sumber daya saja. Eksternalitas1 negatif yang dihasilkan dari melakukan aktivitas ekonomi membuat para ekonom melakukan studi tentang bagaimana menjaga keberlanjutan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan lingkungan yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana mengeksploitasi sumber daya produksi tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan tidak saja terbatas pada isu-isu lingkungan. Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga bidang kebijakan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan. Ketiga dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.

DEFINISI ILMU EKONOMI

Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “seseorang yang mengelola rumah tangga”. Mengapa rumah tangga? Hal ini dikarenakan dalam praktiknya, rumah tangga selalu dihadapi oleh  bagaimana dalam mengambil keputusan. Bentuk kegiatan tersebut yaitu bagaimana rumah tangga harus mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dengan terbatas secara efisien. Contohnya adalah dari anggota keluarga yang ada, siapa yang akan pergi ke pasar, siapa yang memasak, siapa yang berdagang, dan sebagainya.

Mengapa harus dilakukan pemilihan? Karena sumber daya yang langka dan terbatas. Sebuah rumah tangga tidak dapat memproduksi seluruh kebutuhannya secara mandiri. Oleh karena itu, butuh rumah tangga lain untuk bekerja sama. Demikianlah yang terjadi dalam masyarakat yang merupakan kumpulan dari rumah-rumah tangga yang melakukan produksi dan konsumsi secara simultan. Produksi dilakukan melebihi kebutuhan sendiri karena untuk ditukarkan dengan rumah tangga lain.

Ilmu ekonomi muncul karena adanya kelangkaan (Mankiw, 2008). Kumpulan rumah tangga (masyarakat) harus mampu mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas itu untuk memenuhi kebutuhan yang beragam.  Alokasi tersebut menentukan sistem pembagian kerja. Rumah tangga yang mahir menciptakan roti akan memproduksi roti, dan rumah tangga yang mahir memproduksi sutra akan memproduksi sutra lebih banyak, begitu juga dengan rumah tangga lainnya.

Bagaimana para rumah tangga tersebut dalam mengambil keputusan? Dan bagaimana perilaku rumah tangga dalam melakukan kegiatan ekonominya?

Sepuluh prinsip ekonomi berikut ini dapat menjawab kedua pertanyaan tersebut.

Prinsip 1:  Setiap orang menghadapi pilihan. Menjatuhkan pilihan pada yang satu berarti akan menggugurkan pilihan terhadap yang lainnya. Karena menghadapi pilihan seperti itu, maka sesuatu yang dipilih menjadi bernilai ekonomis.

Prinsip 2:  Biaya untuk mendapatkan sesuatu dapat dinilai sebesar apa yang dikeluarkan untuk mendapatkannya. Artinya, dalam memperoleh barang ekonomi kita harus mengorbankan sebagian sumber daya yang dimiliki.

Prinsip 3:  Pertambahan manfaat sebagai dasar dari pikiran yang rasional. Seseorang melakukan sebuah pekerjaan pasti memiliki motif untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian orang-orang yang melakukan suatu kegiatan bukan berdasarkan pada pertambahan manfaat dapat dikatakan tidak rasional.

Prinsip 4:  Setiap orang bertindak atas dasar insentif. Dalam melakukan pekerjaan, setiap orang akan mengalkulasi terlebih dahulu biaya dan keuntungannya. Apabila keuntungan dirasa lebih besar dari manfaat, maka dilakukanlah pekerjaan tersebut.

Prinsip 5:  Perdagangan memberikan manfaat yang lebih tinggi bagi kedua belah pihak. Perdagangan bukan seperti pertandingan olahraga, di mana terdapat pihak yang menang dan pihak yang kalah. Pihak pembeli dan pihak penjual bisa mendapat manfaat. Pihak yang menjadi membeli memperoleh keuntungan yang lebih baik dibandingkan jika harus memproduksi sendiri.

Prinsip 6:  Kegiatan ekonomi dapat berjalan jika ada pasar. Pasar sebagai tempat yang tepat untuk mengatur kegiatan ekonomi. Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang mampu untuk mengalokasikan sumber-sumber daya produksi secara efisien.

Prinsip 7:  Kadang kala peranan pemeritah diperlukan untuk meningkatkan efisiensi. Pemerintah bisa berfungsi sebagai penyedia barang yang tidak menarik bagi pihak swasta untuk memproduksinya, seperti jalan raya, jembatan, dan fasilitas umum lainnya. Prinsip 8:  Tingkat kesejahteraan dari suatu negara bergantung pada kemampuan negara tersebut dalam memproduksi barang dan jasa. Meskipun dianggap semua negara memiliki sumber daya yang sama, namun output yang dihasilkan belum tentu sama, karena bergantung pada tingkat teknologi dan keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja yang bersangkutan.
Prinsip 9:  Harga naik ketika pemerintah terlalu banyak mencetak uang. Uang sebagai alat yang memudahkan proses pertukaran. Terlalu banyak mencetak uang akan menurunkan nilai tukar uang tersebut.
Prinsip 10:  Masyarakat dihadapi pilihan antara pengangguran dengan inflasi. Pengangguran yang rendah meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga meningkatkan permintaan dan memacu inflasi.