Terbatasnya sumber-sumber daya yang dimiliki dalam suatu perekonomian membuat setiap aktor ekonomi harus menentukan alokasi yang paling efisien dari penggunaan sumber daya. Seberapa banyak sumber daya yang dimiliki akan digunakan untuk menghasilkan produk-produk pertanian, produk elektronik, produk pakaian, dan beragam produk lainnya. Manakah di antara pilihan-pilihan produksi tersebut yang paling menguntungkan? Manakah yang paling dibutuhkan oleh masyarakat? Manakah yang paling menguras sumber daya, dan manakah yang paling mungkin dilakukan tanpa menguras sumber daya?
Masyarakat tidak dapat memperoleh seluruh kebutuhan yang diinginkan, karena dibatasi oleh sumber daya teknologi. Mereka harus memilih dari berbagai kemungkinan yang ada. Untuk menyederhanakan penjelasan ini, diasumsikan dari seluruh sumber daya yang dimiliki, masyarakat hanya memproduksi dua jenis barang, yaitu roti dan komputer. Pada Tabel 1 mengikhtisarkan beberapa alternatif produksi roti dan komputer dari suatu perekonomian.
Dengan sumber daya yang dimiliki suatu perekonomian, diasumsikan memiliki lima alternatif kombinasi produksi. Titik A merupakan kondisi ekstrim di mana perekonomian tersebut hanya menggunakan sumber dayanya untuk memproduksi roti. Demikian juga dengan kemungkinan F yang merupakan kondisi ekstrim yang sebaliknya. Titik B, C, D, dan E merupakan kombinasi di mana perekonomian tersebut melakukan produksi kedua jenis barang. Titik manakah yang sebaiknya dipilih oleh perekonomian tersebut? untuk menjawabnya akan sangat bergantung pada kebutuhan dari masyarakat di perekonomian tersebut dan tingkat teknologi yang dimiliki.
Roti dan komputer merupakan keluaran (output) dari hasil pengolahan input yang dikelola dalam kegiatan perekonomian. Jika perekonomian negara tersebut memilih titik A sebagai pilihan produksinya, maka seluruh sumber dayanya dialokasikan untuk memproduksi komputer, dan untuk kebutuhan roti dipenuhi dari kegiatan mengimpor dari negara lain. Demikian juga berlaku untuk hal yang sebaliknya.
Mana yang sebaiknya dipilih bergantung pada tingkat efisiensi dari negara tersebut dalam mengelola perekonomian. Jika perekonomian negara tersebut lebih efisien dalam memproduksi komputer, maka akan lebih baik bagi negara tersebut untuk lebih banyak memproduksi komputer. Sebaliknya, jika perekonomian negara tersebut lebih efisien dalam memproduksi roti, maka akan lebih cocok jika negara tersebut memilih produksi roti yang lebih banyak.
Tingkat efisiensi ini bergantung pada kualitas sumber daya yang dimiliki oleh perekonomian negara tersebut. Sebagai contoh, negara dengan sumber lahan yang luas tentu akan lebih efisien dalam menghasilkan produk-produk agraris dibandingkan dengan negara dengan lahan yang terbatas. Negara yang menguasai teknologi tinggi akan lebih baik jika memproduksi barang-barang yang hi-tech dibanding melakukan produksi produk-produk agraris.
Efisiensi dan Opportunity Cost
Amati kembali Tabel 1, yaitu bahwa untuk memproduksi 1 kuintal roti perekonomian negara tersebut harus mengurangi produksi 1 unit komputernya (dari titik A ke B), kemudian dari titik B ke C perekonomian negara tersebut harus kembali mengurangi produksi rotinya kembali. Adanya trade-off (pertukaran) ini menunjukkan sistem produksi dalam perekonomian tersebut telah mencapai tingkat efisiensi. Efisiensi produksi terjadi jika suatu perekonomian tidak dapat memproduksi suatu barang tanpa mengurangi produksi barang yang lain; ini mengimplikasikan bahwa perekonomian itu berada pada batas kemungkinan produksi (Samuelson & Nordhaus 2003).
Selanjutnya kelangkaan sumber daya menuntut aktor ekonomi untuk selalu mempertimbangkan cara terbaik dalam mengelola sumber daya yang terbatas. Untuk menambah produksi satu kuintal roti perlu mengorbankan satu unit komputer. Satu unit komputer yang dikorbankan merupakan opportunity cost yang diperlukan untuk menambah satu kuintal roti. Sumber daya yang sedianya dialokasikan untuk memproduksi komputer kini dialihkan untuk memproduksi roti. Dalam dunia kelangkaan, memilih satu hal berarti mengurangi sesuatu yang lain. Opportunity cost dari suatu keputusan adalah nilai dari barang atau jasa yang hilang (Samuelson & Nordhaus 2003).
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menentukan batas kemungkinan produksi.
1. Input adalah komoditas atau jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sumber-sumber input berupa: kekayaan alam yang dimiliki, tenaga kerja, modal.
2. Output adalah berbagai barang dan jasa yang dihasilkan dari proses produksi untuk dikonsumsi atau digunakan untuk proses selanjutnya.
3. Peran tekonologi sebagai faktor yang menentukan tingkat efisiensi dari produksi yang dilakukan.
No comments:
Post a Comment