Sunday, April 8, 2018

SISTEM PEREKONOMIAN

Tiap-tiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda. Secara garis besar sistem perekeonomian terbagi atas sistem pasar bebas, sistem ekonomi terpusat, dan campuran.

Pasar Bebas
Sistem pasar bebas atau nama lainnya “Laissez-Faire” diperkenalkan oleh Adam Smith pada abad 18. Menurut Adam Smith, masyarakat diberikan kebebasan sepenuhnya dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Mekanisme kegiatan perekonomian diatur oleh tangan-tangan gaib atau tidak terlihat (invisible hand) sehingga perekonomian akan mencapai kondisi keseimbangan pada akhirnya nanti. Oleh karenanya, pemerintah atau pihak yang berkuasa tidak perlu melakukan campur tangan dalam mengatur kegiatan perekonomian.

Sistem pasar bebas memberikan kebebasan kepada masyarakatnya untuk menguasai dan mengeksploitasi sumber-sumber daya yang ada sesuai dengan kemampuan modal yang dimiliki. Para pelaku ekonomi juga diberikan kebebasan untuk menentukan jenis produk dan jasa yang akan ditawarkan. Dengan diberi kebebasan penuh, maka sistem yang diatur oleh mekanisme pasar ini dipercaya dapat menciptakan efisiensi yang paling baik dibanding kedua sistem lainnya.

Pasar Campuran
Walaupun ekonomi pasar dianggap menghasilkan efisiensi yang tinggi, namun para ahli ekonomi menyadari pula bahwa terdapat kelemahan pada sistem ekonomi pasar ini. Sistem ekonomi campuran melibatkan peranan pemerintah sebagai regulator dalam kegiatan perekonomian untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi. Pihak swasta tetapdiberi kebebasan untuk melaksanakan kegiatan perekonomian, dan mekanisme pasar masih tetap memiliki peranan dalam menentukan keseimbangan perekonomian.

Berikut ini adalah bentuk campur tangan pemerintah dalam perekonomian, yaitu:
1. Membuat aturan untuk menciptakan iklim persaingan yang sehat.
2. Terjun langsung dalam kegiatan perekonomian.
3. Menjalankan kebijakan fiskal dan moneter.

Persaingan usaha di Indonesia diawasi oleh badan pemerintah yang disebut Komisi Pengawas persaingan Usaha (KPPU), yaitu suatu lembaga independen yang dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Ekonomi Terpusat
Sistem ekonomi ini dipraktikkan pada negara-negara berpaham komunis. Sistem ekonomi terpusat tidak memperbolehkan sama sekali pihak swasta untuk melakukan kegiatan perekonomian. Seluruh kegiatan perekonomian dilakukan oleh pemerintah yang diatur secara terpusat.

Sistem perekonomian terpusat ini muncul sebagai akibat dari keyakinan bahwa kegiatan ekonomi yang dilakukan atas dasar mekanisme pasar akan selalu menimbulkan ketidakadilan dan ketimpangan. Dengan direncanakan dan dilakukannya kegiatan perekonomian secara penuh oleh pemerintah dianggap akan menghasilkan tingkat kegiatan ekonomi yang lebih efisien.

Peranan Pemerintah dalam Perekonomian
Pemerintah menjalankan fungsinya dengan mewajibkan masyarakat membayar pajak dan mematuhi aturan-aturan. Karena kekuasaannya yang bersifat memaksa, pemerintah dapat menjalankan fungsi-fungsi yang tidak mungkin terjadi dalam pertukaran sukarela. Pemerintah mempunyai tiga fungsi ekonomi yang utama dalam ekonomi pasar. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya:

1. Meningkatkan efisiensi dengan menciptakan persaingan, mengendalikan eksternalitas seperti polusi, dan menyediakan barang-barang publik.

2. Memajukan keadilan dengan menggunakan pajak dan program-program pengeluarannya untuk mendistribusikan kembali pendapatan kepada kelompok-kelompok tertentu.

3. Mengatur kondisi yang menjamin stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, seperti mengurangi angka pengangguran dan menekan laju inflasi dengan alat-alat kebijakannya (fiskal dan moneter).

Eksternalitas
Eksternalitas atau pengaruh sampingan terjadi apabila perusahaan-perusahaan atau orang-orang membebankan biaya atau manfaat atas orang lain di luar tempat berlangsungnya pasar. Pemerintah menaruh perhatian pada eksternalitas yang sifatnya negatif.

Barang publik
Barang publik merupakan komoditas dalam bentuk barang dan jasa yang pemanfaatannya tidak dapat dipungut biaya secara langsung, sehingga tidak ada individu atau pihak swasta yang bersedia untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Contohnya adalah jalan raya, taman kota, bendungan, dan banyak lagi. Oleh karena itu, pengadaan barang publik dilakukan oleh pemerintah.

KURVA KEMUNGKINAN PRODUKSI

Kurva kemungkinan produksi menunjukkan batas-batas maksimum produksi yang dapat dicapai oleh suatu perekonomian pada tingkat teknologi dan jumlah input tertentu. Untuk menggambarkan kurva pada Gambar 1 ini kita gunakan kembali data pada Tabel 1.


Input dan teknologi yang terbatas berakibat pada terbatasnya produksi komputer dan roti yang dapat dihasilkan. Ketika berpindah dari A ke B, B ke C, dan seterusnya, kita mengalihkan tenaga kerja, lahan dan mesin dari industri komputer ke industri roti, dan terjadi trade-off antara komputer dengan roti. Garis kurva A, B, C, D, E, dan F menujukkan batas produksi maksimum yang dapat dihasilkan oleh perekonomian negara tersebut.

Sepanjang garis kurva A, B, C, D, E, F merupakan alokasi yang paling efisien untuk memproduksi roti dan komputer. Sepanjang garis tersebut, penambahan produksi pada komoditas yang satu akan berdampak pada pengurangan hasil produksi komoditas lainnya. Garis kurva berbentuk melengkung menandakan berlakunya faktor kelangkaan dalam menentukan pertukaran. Kurva pada Gambar 1, yaitu pada saat belum memiliki roti sama sekali dibutuhkan satu komputer untuk mengganti roti. Semakin bertambah roti yang dimiliki, maka semakin banyak komputer yang harus dikorbankan.

Titik H menunjukkan kondisi perekonomian yang belum efisien (9 komputer dan 1 roti), karena hasil output untuk kedua barang berada di bawah kurva kemungkinan produksi. Padahal, hasil produksi masih dapat ditingkatkan tanpa harus mengurangi produksi komoditas lainnya (misalnya ditingkatkan ke titik D). Pengangguran merupakan salah satu bentuk ketidakefisienan dalam menggunakan faktor produksi. Tenaga yang menganggur tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menambah output.

Contoh lainnya adalah tindakan korupsi. Dana yang seharusnya cukup untuk digunakan sebagai biaya pembangunan akhirnya menyerap biaya yang jauh lebih besar dan tidak efisien.

Sebaliknya, titik I menggambarkan kondisi produksi yang tidak mungkin untuk dicapai karena berada di luar kurva produksi. Dengan input sumber daya dan teknologi yang dimiliki saat ini, tidak mungkin bagi perekonomian negara tersebut untuk memproduksi 12 komputer dan 3 roti. Negara tersebut harus mengurangi salah satu produksinya (C atau D).

Peningkatan teknologi dan sumber daya
Teknologi dan pertambahan sumber daya memiliki peranan penting untuk memperbaiki inefisiensi yang terjadi pada titik H maupun untuk meningkatkan output perekonomian negara tersebut untuk sampai pada titik I. Peningkatan kapasitas produksi akibat kemajuan teknologi dan penambahan input akan mendorong kurva kemungkinan produksi ke arah luar sehingga perekonomian negara tersebut dapat menghasilkan output yang lebih banyak dari sebelumnya (lihat Gambar 2).

Investasi
Investasi akan meningkatkan kemampuan produksi suatu negara di masa yang akan datang. Investasi berasal dari tabungan yang merupakan tindakan menunda konsumsi saat ini untuk kepentingan masa depan. Investasi dalam bentuk pembelian alat-alat produksi dan pembangunan infrastruktur akan meningkatkan kapasitas produksi suatu negara.

Quiz:
Perhatikan Gambar 3. Tiga Negara A1, A2, dan A3 dengan kekuatan ekonomi yang sama membelanjakan pendapatannya secara berbeda. Negara A1 seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi saat ini, A2 menyisihkan sebagian kecil dari pendapatannya saat ini, dan A3 menyisihkan sebagian besar dari pendapatannya saat ini untuk dialokasikan pada investasi. Bagaimanakah tingkat perekonomian ketiga negara tersebut di masa yang akan datang?


BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI

Terbatasnya sumber-sumber daya yang dimiliki dalam suatu perekonomian membuat setiap aktor ekonomi harus menentukan alokasi yang paling efisien dari penggunaan sumber daya. Seberapa banyak sumber daya yang dimiliki akan digunakan untuk menghasilkan produk-produk pertanian, produk elektronik, produk pakaian, dan beragam produk lainnya. Manakah di antara pilihan-pilihan produksi tersebut yang paling menguntungkan? Manakah yang paling dibutuhkan oleh masyarakat? Manakah yang paling menguras sumber daya, dan manakah yang paling mungkin dilakukan tanpa menguras sumber daya?

Masyarakat tidak dapat memperoleh seluruh kebutuhan yang diinginkan, karena dibatasi oleh sumber daya teknologi. Mereka harus memilih dari berbagai kemungkinan yang ada. Untuk menyederhanakan penjelasan ini, diasumsikan dari seluruh sumber daya yang dimiliki, masyarakat hanya memproduksi dua jenis barang, yaitu roti dan komputer. Pada Tabel 1 mengikhtisarkan beberapa alternatif produksi roti dan komputer dari suatu perekonomian.

Dengan sumber daya yang dimiliki suatu perekonomian, diasumsikan memiliki lima alternatif kombinasi produksi. Titik A merupakan kondisi ekstrim di mana perekonomian tersebut hanya menggunakan sumber dayanya untuk memproduksi roti. Demikian juga dengan kemungkinan F yang merupakan kondisi ekstrim yang sebaliknya. Titik B, C, D, dan E merupakan kombinasi di mana perekonomian tersebut melakukan produksi kedua jenis barang. Titik manakah yang sebaiknya dipilih oleh perekonomian tersebut? untuk menjawabnya akan sangat bergantung pada kebutuhan dari masyarakat di perekonomian tersebut dan tingkat teknologi yang dimiliki.

Roti dan komputer merupakan keluaran (output) dari hasil pengolahan input yang dikelola dalam kegiatan perekonomian. Jika perekonomian negara tersebut memilih titik A sebagai pilihan produksinya, maka seluruh sumber dayanya dialokasikan untuk memproduksi komputer, dan untuk kebutuhan roti dipenuhi dari kegiatan mengimpor dari negara lain. Demikian juga berlaku untuk hal yang sebaliknya.

Mana yang sebaiknya dipilih bergantung pada tingkat efisiensi dari negara tersebut dalam mengelola perekonomian. Jika perekonomian negara tersebut lebih efisien dalam memproduksi komputer, maka akan lebih baik bagi negara tersebut untuk lebih banyak memproduksi komputer. Sebaliknya, jika perekonomian negara tersebut lebih efisien dalam memproduksi roti, maka akan lebih cocok jika negara tersebut memilih produksi roti yang lebih banyak.

Tingkat efisiensi ini bergantung pada kualitas sumber daya yang dimiliki oleh perekonomian negara tersebut. Sebagai contoh, negara dengan sumber lahan yang luas tentu akan lebih efisien dalam menghasilkan produk-produk agraris dibandingkan dengan negara dengan lahan yang terbatas. Negara yang menguasai teknologi tinggi akan lebih baik jika memproduksi barang-barang yang hi-tech dibanding melakukan produksi produk-produk agraris.

Efisiensi dan Opportunity Cost
Amati kembali Tabel 1, yaitu bahwa untuk memproduksi 1 kuintal roti perekonomian negara tersebut harus mengurangi produksi 1 unit komputernya (dari titik A ke B), kemudian dari titik B ke C perekonomian negara tersebut harus kembali mengurangi produksi rotinya kembali. Adanya trade-off (pertukaran) ini menunjukkan sistem produksi dalam perekonomian tersebut telah mencapai tingkat efisiensi. Efisiensi produksi terjadi jika suatu perekonomian tidak dapat memproduksi suatu barang tanpa mengurangi produksi barang yang lain; ini mengimplikasikan bahwa perekonomian itu berada pada batas kemungkinan produksi (Samuelson & Nordhaus 2003).

Selanjutnya kelangkaan sumber daya menuntut aktor ekonomi untuk selalu mempertimbangkan cara terbaik dalam mengelola sumber daya yang terbatas. Untuk menambah produksi satu kuintal roti perlu mengorbankan satu unit komputer. Satu unit komputer yang dikorbankan merupakan opportunity cost yang diperlukan untuk menambah satu kuintal roti. Sumber daya yang sedianya dialokasikan untuk memproduksi komputer kini dialihkan untuk memproduksi roti. Dalam dunia kelangkaan, memilih satu hal berarti mengurangi sesuatu yang lain. Opportunity cost dari suatu keputusan adalah nilai dari barang atau jasa yang hilang (Samuelson & Nordhaus 2003).

Berikut ini adalah faktor-faktor yang menentukan batas kemungkinan produksi.

1. Input adalah komoditas atau jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sumber-sumber input berupa: kekayaan alam yang dimiliki, tenaga kerja, modal.

2. Output adalah berbagai barang dan jasa yang dihasilkan dari proses produksi untuk dikonsumsi atau digunakan untuk proses selanjutnya.

3. Peran tekonologi sebagai faktor yang menentukan tingkat efisiensi dari produksi yang dilakukan.

MASALAH POKOK DARI SETIAP PEREKONOMIAN

Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, masyarakat, dan perusahaan akan selalu dihadapkan pada masalah-masalah ekonomi. Aktor ekonomi dihadapkan pada sumber daya yang terbatas dan langka. Dari keterbatasan tersebut, para aktor ekonomi harus menentukan pilihan dari beberapa alternatif pilihan yang akan memaksimumkan kepuasannya (memilih alternatif yang terbaik).

1. Sumber daya produksi yang terbatas
Kekurangan atau kelangkaan terhadap sumber-sumber daya produksi membuat aktor ekonomi harus memanfaatkan sumber-sumber tersebut secara efisien. Sumber-sumber daya yang dimaksud tersebut di antaranya:

a. Kekayaan alam, terbagi menjadi yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Eksploitasi atas sumber daya alam ini perlu dilakukan dengan memperhatikan aspek keberlanjutannya untuk kebutuhan generasi yang akan datang.

b. Sumber daya manusia, sebagai pasokan sumber tenaga kerja untuk melakukan kegiatan produksi, mengolah kekayaan alam. Peranan manusia juga penting dalam memajukan pengetahuan dan teknologi. Berbagai pengetahuan yang dihasilkan merupakan hasil dari pemikiran manusia. Aspek intelektualitas dan pengetahuan menjadi penting dalam penggunaan modal sumber daya manusia.

c. Modal, merupakan benda-benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan. Beberapa contoh dari modal adalah jaringan jalan raya, bendungan, bangunan pabrik, mesin dan peralatan produksi, kendaraan operasional, dan lainnya.

d. Keahlian kewirausahaan, berbentuk keahlian dan kemampuan seseorang untuk mengelola dan mengombinasikan penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia untuk diolah menjadi barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan manusia.


2. Permintaan yang terus meningkat
Persoalan kelangkaan semakin menjadi masalah ketika dihadapkan pada kebutuhan manusia yang selalu meningkat. Hakikat dasar dari sifat manusia yaitu selalu mencari tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Setiap tujuan yang tercapai akan diikuti oleh tujuan baru yang lebih tinggi. Adanya motivasi untuk memenuhi keinginan ini mendorong manusia terus berpikir untuk memanfaatkan berbagai sumber-sumber produksi yang ada untuk meningkatkan kepuasannya.
Selain kebutuhan manusia yang terus bertambah, laju pertumbuhan penduduk menjadi faktor kedua yang menyebabkan terus meningkatnya permintaan terhadap barang dan jasa. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerawanan pangan dan meningkatnya jumlah penduduk miskin.

3. Keterbatasan kemampuan produksi
Karena terbatasnya sumber daya produksi yang tersedia, maka kemampuannya untuk memproduksi barang dan jasa menjadi jauh lebih rendah daripada jumlah “keinginan” masyarakat tersebut. Ketidakseimbangan ini, di negara-negara dunia ketiga, lebih jelas terlihat dengan adanya kekurangan pangan dan sandang untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Ketidakmampuan dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya produksi secara efisien akan berdampak pada semakin terbatasnya kemampuan produksi suatu negara.

4. Menentukan Pilihan
Keterbatasan dan kelangkaan memaksa individu, masyarakat, dan perusahaan untuk membuat pilihan pada alternatif mana yang akan menghasilkan manfaat yang maksimum. Pemilihan terhadap yang terbaik ini bukan hanya ketika akan melakukan kegiatan konsumsi, namun juga ketika akan melakukan kegiatan produksi.

Pilihan dalam mengkonsumsi
Keterbatasan pendapatan yang dimiliki memaksa seorang individu untuk menentukan pilihan barang dan jasa yang akan dikonsumsinya. Dalam menentukan pilihannya, seorang individu harus mampu memutuskan “barang apa yang perlu untuk dibeli dan berapa banyak jumlah yang dibutuhkan?”. Dengan menentukan jawaban dari pertanyaan tersebut, seorang individu telah melakukan keputusan ekonomi yang akan memaksimumkan kepuasannya.

Pilihan dalam memproduksi
Perusahaan berdiri dengan tujuan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga dari aktivitasnya tersebut pemilik usaha memperoleh keuntungan. Keuntungan maksimum hanya akan didapat jika pemilik atau pemimpin perusahaan membuat pilihan yang tepat atas barang atau jasa yang akan diproduksinya, dan bagaimana mengalokasikan sumber-sumber produksi yang ada, sehingga produksi yang dihasilkan dapat mencapai tingkat maksimum. Pemilik usaha harus dapat menentukan “Apa komoditas yang akan diproduksi? Seberapa banyak akan diproduksi? Bagaimana alokasi sumber daya yang tepat?”

Tiga masalah organisasi ekonomi:
Komoditi apa yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya?
Bagaimana barang dibuat?
Untuk siapa barang dibuat?